wisata murah di jogja

Minggu, 02 Desember 2018

Jadah tempe: sederhana tapi langgeng


Kalau kamu main ke jogja dan doyan kuliner, ini ada salah satu makanan khas dari Sleman. Salah satu kabupaten yang
ada di Yogyakarta. Persisnya ada di kawasan kaliurang dan makanan ini tidak akan anda temui di sembarang tempat di kota Yogyakarta karena makanan ini khas Kaliurang dan sangat terkenal hanya ada di sekitar tempat wisata yang berada di lereng Gunung Merapi ini. Jadi selain wisata lava tour merapi pakai jeep. Travellers bisa juga ngemil sehat ala jadah tempe.

Nama Jadah Tempe sesungguhnya merupakan gabungan dari dua jenis makanan yaitu jadah yang merupakan olahan dari ketan dan tempe ataupun tahu. Baik tempe atau tahunya biasanya diolah dengan cara dibacem. Makanan bahan olahan dari ketan ini dengan campuran kelapa rasanya gurih. Sedangkan pasangannya tempe atau tahu yang diolah dengan cara dibacem dengan rasa legi (manis). Akan lebih nikmat jika di temani dengan cabe rawit. Biasanya disajikan dengan bungkus daun pisang. Jadi rasa makanan ini kombinasi gurih dengan manis plus rasa pedas cabe rawit. Makanan yang satu ini memang sangat cocok dinikmati pada hawa dingin seperti yang bisa anda temui di daerah Kaliurang, Sleman. 


Jadah tempe ini awalnya sama sekali makanan biasa saja bagi orang desa bukan makanan yang terkenal. Pada tahun 1950-an Jadah tempe ini diperkenalkan pertama kali oleh Sastro Dinomo atau yang sering disapa mbah Carik sekitar di desa Kaliurang. Makanan tersebut menjadi terkenal ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX mencoba mencicipi jadah tempe. Ternyata Beliau sangat menyukainya apalagi beliau sering mengutus pengawalnya untuk membeli jadah tempe ke Kaliurang. Sejak saat itulah makanan Jadah tempe menjadi terkenal dan menjadi makanan khas Yogyakarta khususnya di Kaliurang hingga saat ini. Sejarahnya simple tapi bisa bertahan sampai sekarang. Memang kadang ga perlu rumit untuk tetap menjaga apa yang ingin dijaga..hahaha

Pengen coba jadah tempe? Main2 ke jogja rasakan atmosfernya, nikmati oengalamannya dan jangan lupa ajak saya. :)

Rabu, 28 November 2018

Wajah baru di tempat buang sial Goa Siluman wonocatur

Goa Siluman, bukan Goa aslinya tapi adalah sebuah pesanggrahan. Pesanggrahan yang dibuat untuk beristirahatnya Sri Sultan Hamengkubuwono II. Adalagi cerita bahwa Goa tersebut adalah pesanggrahan untuk permaisuri atau putri-putri raja. Namun, kegunaan hanyalah kegunaan karena sebenernya pesanggrahan tersebut belum pernah digunakan. 

Lalu kenapa namanya Goa Siluman? Banyak yang masih bertanya-tanya kenapa namanya serem gitu. Hal itu mungkin karena pada jaman dahulu para gaib yang membantu bersiap untuk menyambut
kerajaan itu digunakan ngerasain kecewa karena tidak pernah digunakan bangunan tersebut. Alhasil digunakannya bangunan itu jadi markas mereka. Jadi markas para gaib Dan Siluman.
Dibalik segudang misteri dan keangkeran di Goa Siluman tersebut, ternyata Goa Siluman juga dipercaya mamiliki keampuhan yang terkandung di dalamnya. Buat "buang sial". Buang sial disini adalah meruwat atau berusaha merubah nasib seseorang dari sebelumnya menjadi lebih baik lagi.
Misal ada yang sepanjang hidupnya selalu sial, dililit hutang, sulit jodoh, sulit pekerjaan, dan segala problematika kehidupan ini dapat ditempuh solusinya di Goa Siluman ini. Bagi yang selama ini mempercayai, dengan bersemedi dan menenangkan pikiran di Goa Siluman maka sial yang mendera dalam hidup itu dipercaya perlahan-lahan akan sirna dengan sendirinya. Ritual dilakukan di dalam Goa Siluman tersebut tepatnya Hari selasa/jumat kliwon dibagian lorong sisi sebelah timur yang berada di kolam mata air abadi di dalamnya. Disertai dengan pembakaran dupa dan kemenyan dan menaburkan kembang setaman seperti kembang mawar dan melati di kolam mata air tersebut, kemudian ritual pun dimulai. “Setelah itu dilakukanlah meditasi dengan cara berendam dengan posisi badan dan muka menghadap ke arah utara,” dan
Dengan berendam dan meditasinya, para pemohon berdoa serta memohon agar keruwetan yang selalu dilami hampir disepanjang hidupnya tersebut dapat segera berakhir. Berendam di mata air keramat tersebut dimaksudkan agar dapat membilas dan menyingkirkan segala sial yang selalu menempel di badan. Jadi, air mujarab yang berada di Goa Siluman tersebut digunakan untuk menyingkirkan aura-aura negatif yang melekat pada tubuh si pemohon. Jika proses ritual pembuangan sial tersebut diterima dan dikabulkan, maka si pemohon akan menjumpai Gusti Ratu Sekar Ayu Pandan Sari dalam mimpinya. Namun jika permintaan belum dikabulkan, ya dia ga bakal ketemu dengan siapa-siapa. 
Penasaran dengan gua Siluman? Makanya ajak kami jalan-jalan, nanti bakal kita tunjukan destinasi wisata yang oke punya.

Minggu, 25 November 2018

Makanan opo iki di yogyakarta

Pas jalan-jalan ke Jogja pasti pengen banget apa pengen aja kan nyobain makanan-makanan khas yang ada di sana. Banyak banget makanan yang bisa di coba kalau main-main ke Jogja.  Salah satunya adalah Kipo. Kipo adalah salah satu warisan kuliner terkenal dari daerah Kotagede. Kipo itu apa si?  Ya itulah kipo "iki opo". Haha... Aneh ya. Nama kipo diambil dari kata iki opo yang disingkat. 

Pada jaman kerajaan makanan ini sama juga kurang lebih sama dengan kembang waru. Yang bisa menyantapnya hanya kalangan kerajaan. Namun tahun 1986an
ada seorang ibu. Sebut saja ibu Paijem yang mengikuti kompetisi dengan menggunakan Kipo sebagai senjatanya. Naik daunlah makanan tersebut. makanan jajanan yang memiliki bentuk agak pipih dan memanjang, dan berwarna hijau, dan ukurannya sebesar ibu jari kini menjadi makanan ringan yang dicari oleh pecinta kuliner nusantara.
Kelezatan  rasa dari kipo ini tak bisa lepas dari bahan alami yang digunakan dalam pembuatan kipo, diantaranya adalah perpaduan antara kelapa parut dengan gula merah, dan dilapisi oleh kulit yang diolah dari tepung ketan.

Adonan tepung ketan dibentuk sebagai kulit luarnya, sedangkan di dalam kulit ketan terdapat isi yang dinamakan enten-enten, enten-enten ini terbuat dari kelapa muda parut dicampur dengan gula Jawa. Perpaduan ini diadoni dengan santan dan sedikit garam, kemudian dipanggang hingga menghasilkan rasa yang manis-manis gurih. Oleh karenanya selain memang dari aroma bahan bakunya, kesedapan rasa kipo ini juga bergantung dari proses pemanggangan yang dilakukan di atas loyang ataupun cobek.
Kipo yang belum dipanggang biasanya diletakkan pada selembar daun pisang, dimana pada setiap satu lembar daun pisang biasanya diisi dengan susunan berjajar memanjang sebanyak 5 hingga 8 butir. Susunan kipo mentah di atas daun itulah yang selanjutnya dipanggang di atas loyang berdurasi  2 hingga 3 menit.
Aroma kipo dari perasan daun suji, kelapa, gula, dan daun pisang benar-benar menjadi aroma khas  yang alami. Rasa legit dan gurih yang berasal dari balutan adonan apabila dikunyah terasa kenyal, hal ini tentu saja memberikan efek sensasional dari jenis kuliner bernama kipo. 
Kipo yang benar hanya bisa dinikmati sebelum 24jam, karena masih menggunakan bahan-bahan alami bukan kaleng-kalengan. 
Lalu berapa harganya?  Untuk tau harganya bisa ajak kami untuk jalan-jalan keliling kota jogja


Minggu, 18 November 2018

Di pipisin di jembatan kewek. Mistis?

Untuk orang yang tinggal atau sering datang ke Jogja pasti sudah tidak asing lagi dengan jembatan ini. Jembatan yang membelah sungai Code ini letaknya tidak jauh dari Malioboro. Jadi kalau traveller mau ke malioboro dari arah jalan mangkubumi atau jalan margo utomo pasti mau nggak mau harus lewatin tu jembatan.
Orang Jogja menyebutnya jembatan Kewek, tapi aslinya jembatan Kleringan. Kok bisa kewek ya.. apa jaman dulu itu tempat buat nongkrong akamsi (anak kampung sini) buat "mbajuli" cewek-cewek yang lewat pakai sepeda onta yang mau ke malioboro apa pasar beringharjo gitu?

Daripada berasumsi dan membuat opini yang menyesatkan. Kita buka Google yakan. browsing di internet buat kepoin tentang jembatan kewek. Dan sebenar-bebenarnya nama asli jembatan ini adalah Kerkweg. Kata itu berasal dari bahasa Belanda. Kerk artinya gereja dan weg itu artinya jalan. Jadi artinya semacam jalan yang menuju ke gereja. Jembatan ini memang menghubungkan stasiun tugu ke arah gereja St.Antonius di Kota Baru. Karena orang jawa susah melafalkan kerkweg, mereka nyari gampangnya aja dengan menyebutnya kewek. Sampai sekarang nama kewek itu tetap dipakai. 
Lain sejarah lain cerita mitos atau misteri. Di kewek juga ada cerita yang sampai sekarang masih jadi cerita warga sekitar. Kuyuhan Bahasa jawanya. Yang artinya kena pipis nggak Tau sengaja atau nggak di sengaja. Jadi misal ada orang yang lewat malam-malam di jembatan Dan merasakan ada air yang tiba-tiba jayuh ke badan yang lewat padahal nggak ada hujan nggak ada salju. Itu berarti yang lewat baru kena pipis atau uyuh dari jembatan kewek. Terus siapa yang nguyuhi?
Nah itu traveller harus main-main ke Jogja. Cari ceritanya Dan jangan lupa ajak kami ya.😀

Sabtu, 17 November 2018

Merusak ekosistem: beli Dan makan belalang goreng khas gunungkidul



Ngobrolin tempat wisata di Gunungkidul, pasti ga jauh-jauh dari pantai atau berwisata dengan minat khusus seperti caving, mounteneering dan rock climbing.

Tapi, ada saatnya wisata itu ga melulu tentang Alam tapi isi perut. Wisata kuliner. Gunung Kidul sebagai daerah pegunungan kapur yang kering dan gersang sangat cocok ditanami singkong. Maka tak heran bila banyak olahan singkong yang menjadi oleh-oleh khas, seperti thiwul, gathot, patilo, keripik/kerupuk singkong, dan lain-lain. Tapi, oleh-oleh macam gitu mah sudah  biasa ya kan?  Traveller Harus coba  yang lebih menantang. Walang goreng atau belalang goreng, Belalang adalah sejenis serangga bersayap yang hidup dan berkembang biak dengan baik di Gunungkidul. Belalang dulunya
cuma dikenal sebagai hama tanaman tapi kini waktu sudah berubah. Belalang kini banyak diburu setelah diketahui mempunyai cita rasa gurih yang sangat khas bila digoreng dengan bumbu-bumbu tertentu. Lama-kelamaan olahan belalang makin disukai bahkan oleh orang-orang non Gunungkidul.
Bagi kalian yang ingin mencicipi kuliner ini tidak perlu khawatir kesehatan akan terganggu. Karena belalang goreng telah diteliti dan diketahui sebagai makanan yang sehat, bahkan mempunyai kandungan protein yang lebih banyak dari udang. Tapi perlu diingat ya, yang sensitive terhadap alergi, bisa menimbulkan gatal-gatal.

Sedikit informasi, kalau nggak semua jenis belalang bisa diolah menjadi belalang goreng. Belalang yang bercita rasa bagus hanyalah jenis belalang Kayu yang berwarna coklat. Jenis belalang yang di konsumsi ini adalah jenis belalang kayu jati. 

Hutan jati merupakan salah satu tanaman hutan dengan media hidupnya di tanah yang didominasi kapur. Gunungkidul merupakan salah satu daerah kapur penghasil kayu jati. Saat musim kemarau adalah saat bagi petani menangkap belalang di hutan-hutan jati karena pada musim tersebut petani tidak banyak disibukkan oleh aktivitas pertanian. Saat musim kemarau, menangkap belalang harus menggunakan galah karena belalang hinggap di daun hutan pohon jati yang tinggi. Bagi pemilik hutan jati, belalang adalah berkah karena menekan hama ulat yang memakan daun jati. Tapi lain lagi pas musim hujan, binatang itu dapat ditangkap di ladang palawija di malam hari dengan alat bantu penerang. Mata belalang kurang tajam bekerja saat malam hari. Dan belalang sendiri adalah hama yang harus disingkirkan di tanaman palawija.
Jadi ternyata belalang in punya fungsi yang baik dan buruk juga ya. Antara kita pas beli tu kita ikut mendukung berkembangnya populasi hama di kebun jati tapi juga ikut mengurangi hama di palawija. Pusing ga? BTW, setoples belalang goreng it harganya 25rb lho. 

Kalau mau ke gunungkidul jangan lupa ajak kami yak :)

Kamis, 15 November 2018

Adrem: makanan yang "anunya" kejepit khas Bantul


 Adrem atau disebut juga tholpit adalah salah satu makanan ringan traditional khas Bantul. Salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.  Makanan ini terbuat dari bahan baku utama tepung beras dan gula jawa yang digoreng. Adrem banyak diproduksi di daerah Sanden dan dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional di Bantul dan sekitarnya.

Nama asli makanan ringan ini adalah adrem. Selain itu, masyarakat menyebutnya juga dengan nama "Tholpit", singkatan dari "kontol kejepit". Hal ini disebabkan bentuknya yang menyerupai bagian alat kelamin pria, yaitu skrotum, jika terjepit. Selain itu, tholpit juga disebut "mana tahan" yang berasal dari pernyataan jika alat kelamin pria terjepit.

Jadinya ga tahan ya kan... Tapi ada juga arti lainnya yaitu pada saat memasak adrem, dalam proses menggorengnya itu di jepit dengan bambu. Jadi adremnya kejepit diantara bambu. Haha..
Unik kan?  Makanya main ke jogja, rasakan sensasi kuliner yang beraneka dan suka-suka. 

Selasa, 13 November 2018

Arti tiwul Gunungkidul handayani

Yogyakarta adalah salah satu kota yang memberikan banyak pesona baik dari sejarah, budaya, hingga makanannya. Kali ini saya akan membawa anda menuju jogja lantai 2 untuk mengetahui makanan apa yang ada disana. 

Nasi Tiwul. Yak,  nasi tiwul adalah salah satu makanan khas-nya Wonogiri dan Wonosari. Terbuat dari tepung gaplek, yaitu singkong yang dikeringkan terus ditumbuk. Rasanya manis khas singkong, warnanya kecoklatan. Buat yang tidak biasa, perut mungkin akan terasa panas, makanya biasa dicampur dengan nasi putih. Sebagai pelengkap nasi tiwul, urap dan ikan asin.

Cara memasak nasi tiwul sedikit lebih rumit daripada nasi putih biasa, namun tidak terlalu rumit untuk dicoba oleh pemula. Nasi tiwul ini kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras putih biasa, dan juga dipercaya bisa mengobati penyakit pencernaan seperti maag. Tiwul bisa dimasak manis atau dimasak gurih. Di beberapa suku di Indonesia, nasi tiwul dinikmati dengan masakan pelengkap seperti sayur dari daun singkong dan ikan tongkol. Selain itu, beberapa orang tua masih memilih nasi tiwul dibandingkan dengan nasi putih, lantaran rasanya yang berbeda. Sebagai jajanan pasar ataupun sebagai pengganti nasi, nasi tiwul patut dicoba.

Mau coba sensasi makan nasi tiwul khas Gunungkidul. Ayok ajak kami sebagai pendamping perjalanan travellers. 

Kamis, 08 November 2018

Ayam ingkung jogja yang enak dan penuh cerita



Halo travellers..  Kalau main ke jogja pasti nggak lepas dari kuliner asik yang tersebar di 1 kotamadya dan 4 kabupaten di D.I.Yogyakarta. salah satu wisata kuliner yang cocok di coba adalah ayam ingkung. 

Ayam ingkung merupakan kuliner tradisional khas yang berbahan dasar ayam yang dimasak secara utuh dengan bumbu-bumbu tertentu. Ayam ingkung umumnya hanya disajikan pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti upacara keagamaan, peringatan hari besar, wujud rasa syukur (selametan), dan upacara peringatan kematian. Bahan-bahan dasar pembuatan ayam ingkung juga tidak luput dari filosofi dan simbolisasi sehingga buat jelasinnya aja saya ga bisa.  Hahaha

Sejarah ayam ingkung tidak pernah diketahui awal mula ayam ingkung digunakan. Namun, jika dirunut dari zaman nenek dan buyut, ayam merupakan binatang yang paling dekat untuk dipelihara dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh manusia. Masyarakat Jawa di pedesaan   memiliki pranjen (kandang ayam) yang letaknya tidak terpisahkan dengan pekarangan rumah. Ayam memiliki posisi penting dalam kegiatan ritual masyarakat jawa.
Dalam salah satu kajian yang diterbitkan oleh jurnal Nutrition and Food Science disebutkan bahwa ayam ingkung berasal dari kata “manengkung" yang berarti berdoa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati. Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa ayam ingkung merupakan salah satu komponen pokok dalam tumpeng sehingga sejarahnya pun memang tidak terlepas dari sejerah perkembangan tumpeng.

Ayam ingkung juga merupakan simbol dari kenikmatan yakni berupa kenikmatan dapat hidup didunia sehingga sudah sewajarnya manusia harus bersyukur kepada Tuhan yang diwujudkan dengan memasak ayam menjadi hidangan yang sangat lezat. Hanya makanan lezat yang dipersembahkan kepada Tuhan. Ayam ingkung juga disimbolkan sebagai rasa syukur dan kebahagiaan, ekspresi dari anugerah kebajikan yang sudah diterima sehingga manusia dapat hidup dengan baik. Hal itu dicerminkan dengan rasa gurih, nikmat, hangat, dan legit yang terdapat pada ayam ingkung.

Perwujudan ingkung yang dibentuk meringkuk mengambarkan seseorang sedang bersujud maksud bersujud disitu adalah berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, membersihkan diri dari segala dosa dengan cara memohon ampunan kepada Tuhan. Diaharapkan agar manusia tersebut berserah diri dan pasrah kepada Tuhan dan berdoa memohon petunjuknya. 
Mau tau dimana bisa makan ingkung yang enak dan melegenda?



Dikutip dari: rifaarroyan.blogspot.com (dengan perubahan)

Kue kembang waru: khas kotagede yang hampir hilang


Kalau traveller main-main ke Jogja pasti tau daerah bernama Kotagede. Kotagede merupakan kota tertua yang ada di Yogyakarta.  Selain kota tertua, Kotagede juga merupakan sentra pembuatan dan penjualan silver yang aling terkenal.  Namun,  ga cuma kota tua dan silver. Kulinerannya disana juga sangat melegenda.  Salah satunya adalah kue kembang waru. 
Kembang waru adalah penganan khas Kotagede Yogyakarta. Rasa dan filosofi di balik kue berbentuk bunga ini unik dan istimewa. Filosofi di balik kembang waru juga menarik. "Kembang waru. Kembangnya Mesti delapan. Nasihat daripada pendahulu tentang delapan jalan utama atau Hasto broto yaitu 8 jalan utama. Diibaratkan 8 elemen penting yaitu matahari, bulan, bintang, mega (awan), tirta (air), kismo (tanah), samudra, dan maruto (angin). Oleh karena itu siapa yang makan kembang waru harus bisa menjiwai dan mengamalkan 8 delapan jalan utama.

Dimasak dengan menggunaan terigu dalam adonan kue ini menunjukkan pengaruh kuat budaya Eropa yang diperkenalkan Belanda pada zaman kolonial. Kala itu, terigu adalah bahan dasar mewah, tak heran jika pada masanya kembang waru adalah kudapan mewah. Biasanya dijadikan persembahan bagi Raja Mataram, atau hanya dapat ditemui pada perayaan khusus. Namun, seiring waktu, kue ini menjadi semakin terjangkau oleh masyarakat luas. Meski masih jadi primadona dalam perayaan khusus, kembang waru sudah bukan makanan khusus raja lagi.

Kembang waru berwujud seperti bolu basah. Dulu, kue ini menggunakan bahan tepung ketan dan telur ayam kampung. Dua bahan ini membuat rasa yang istimewa. Kini, dua bahan itu mahal harganya, bahan pun dimodifikasi. Bahan adonan kembang waru kini terdiri dari telur ayam, tepung terigu, gula pasir, soda vanili, dan susu.

Setelah mencampur seluruh bahan, adonan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk bunga yang sudah dioles mentega. Setelah itu adonan dipanggang di atas nampang berbahan kuningan yang diletakkan di atas arang. Lebih dari satu jam kemudian, kembang waru pun matang. Warnanya kuning keemasan, rasanya empuk, manis, sedikit renyah di bagian tepi.

Dari sajian raja, terjangkau bagi rakyat jelata, belakangan kembang waru mulai langka. Hanya ada sebagian wilayah Kotagede yang masyarakatnya masih membuat kembang waru dengan cara tradisional. Di antaranya beberapa warga di Kampung Bumen, dan Kampung Basen, Kotagede, Yogyakarta.
Makanya main-main ke jogja, nikmati hari dan maknai semua perjalanan dan sajian-sajian imajinasi history jaman dulu. 


Senin, 05 November 2018

Benteng Vredeburg Yogyakarta cerita tipis-tipis



Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengan lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berrhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I kelak) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut campur urusan dalam negeri raja-raja Jawa waktu itu.
Melihat kemajuan yang sangat pesat akan kraton yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I, rasa kekhawatiran pihak Belanda mulai muncul. Pihak Belanda mengusulkan kepada sultan agar diizinkan membangun sebuah benteng di dekat kraton. Pembangunan tersebut dengan dalih agar Belanda dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya. Akan tetapi dibalik dalih tersebut maksud Belanda yang sesungguhnya adalah untuk memudahkan dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam kraton. Letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi indikasi bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade. Dapat dikatakan bahwa berdirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan memalingkan muka memusuhi Belanda.

Besarnya kekuatan yang tersembunyi dibalik kontrak politik yang dilahirkan dalam setiap perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang sulit dilawan oleh setiap pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda. Dalam hal ini termasuk pula Sri Sultan Hamengku Buwono I. Oleh karena itu permohonan izin Belanda untuk membangun benteng dikabulkan.
Sebenernya tahun 1760 Sultan sudah membuat benteng berbahan kayu berbentuk bujur sangkar. Namun, Sewaktu W.H.Ossenberch menggantikan kedudukan Nicolas Hartingh, pada tahun 1765 diusulkan kepada sultan agar benteng diperkuat menjadi bangunan yang lebih permanen agar lebih menjamin kemanan. Usul tersebut dikabulkan, selanjutnya pembangunan benteng dikerjakan di bawah pengawasan seorang Belanda ahli ilmu bangunan yang bernama Ir. Frans Haak.

Pada awal pembangunan ini (1760) status tanah merupakan milik kasultanan. Tetapi dalam penggunaannya dihibahkan kepada Belanda (VOC) di bawah pengawasan Nicolas Hartingh, gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa di Semarang.


Mau lebih jelasnya?  Main-main ke jogja datang kesetiap sudutnya.  Nikmati sejarah dan pemandangannya.  Jangan lupa ajak kami-kami ya


Data sebagian diambil dari: wikipedia